NERS NEWS — Surabaya, 10 September 2025 — Kegiatan Unit Kesehatan Kerja (UKK) ini dilaksanakan di toko mebel RW 2, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, dengan melibatkan perwakilan pekerja mebel. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan memberikan pertolongan pertama pada luka sayat akibat pekerjaan mebel Selain itu, mahasiswa menekankan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, serta tanda-tanda luka yang harus segera mendapatkan pertolongan medis, misalnya luka dalam, perdarahan tidak berhenti, atau ada benda asing yang tertinggal di luka. Program ini diperkenalkan dalam kegiatan Program Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga pada Rabu, 10 September 2025.
Pekerja mebel rentan mengalami luka sayatan. Oleh karena itu, penting memberikan edukasi agar luka tidak menimbulkan infeksi maupun komplikasi lainnya. Materi disampaikan secara runtut dan sistematis, diawali dengan penjelasan mengenai cara menghentikan perdarahan, yakni dengan menekan luka menggunakan kain bersih atau kasa steril. Penekanan ini bertujuan untuk membantu proses pembekuan darah secara alami. Selanjutnya, peserta diajarkan cara membersihkan luka menggunakan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan mencegah infeksi. Mahasiswa juga menegaskan pentingnya menutup luka dengan perban atau plester medis untuk melindungi luka dari paparan luar yang dapat memperparah kondisinya.
Materi penting lainnya adalah penjelasan mengenai bahan yang dianjurkan dan yang tidak boleh digunakan dalam penanganan luka. Mahasiswa menjelaskan bahwa hanya air bersih atau air mengalir, kasa steril, perban, dan plester medis yang sebaiknya digunakan. Sebaliknya, penggunaan bahan tradisional seperti kopi, pasta gigi (odol), minyak, atau tembakau sangat tidak dianjurkan karena dapat mengiritasi luka, menghambat proses penyembuhan, serta meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, peserta juga mendapat edukasi mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti sarung tangan, guna mencegah kontaminasi silang antara penolong dan korban. Peserta juga dibekali informasi tentang tanda-tanda luka yang membutuhkan penanganan medis lanjutan, seperti perdarahan yang tidak berhenti setelah 10 menit penekanan, luka dalam yang tampak otot atau tulang, atau luka yang masih menyisakan benda asing seperti serpihan kaca atau kayu. Dengan informasi ini, peserta diharapkan mampu membuat keputusan yang tepat kapan harus merujuk ke fasilitas kesehatan.
Kegiatan ini berlangsung lancar dan mendapat sambutan positif dari peserta. Para peserta terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, termasuk sesi tanya jawab dan praktik langsung. Berdasarkan evaluasi pasca-edukasi, peserta menunjukkan peningkatan pemahaman, di mana sebagian besar mampu menyebutkan langkah-langkah pertolongan pertama pada luka sayat, serta tanda-tanda bahaya yang harus segera dirujuk ke tenaga medis.
Penulis: Kelompok Kenjeran Gelombang 2 Profesi Keperawatan Universitas Airlangga
Editor: Nandyta Putri Rahmadhani (Airlangga Nursing Journalist)

